ANTROPOLOGI
Proses Terjadinya Manusia Berdasarkan Ayat
– ayat Al-Qur’an
Di dalam Al Qur’an proses penciptaan
manusia terjadi dengan dua tahapan yang berbeda, diantaranya yaitu :
1.
Tahapan Primordial
Tahapan ini adalah saat manusia pertama diciptakan
pertama kali dari saripati tanah dan diberikan ruh hingga bentuk yang seindah-indahnya. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat berikut :
a.
Q.S
al-An’am : 2
“Dialah
yang Menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia Menetapkan ajal (kematianmu), dan
batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih
meragukannya”.
b.
Q.S
Shaad : 71
“(Ingatlah)
ketika Tuhan-mu Berfirman kepada malaikat, “sesungguhnya Aku akan Menciptakan
manusia dari tanah”.
c.
Q.S
al-Hijr : 28
“Dan
(ingatlah), krtika tuhan-mu Berfirman kepada para malaikat, “sungguh, Aku akan
Menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dan lumpur hitam yang diberi
bentuk”.
Di dalam ayat-ayat Al Qur’an tersebut
menejlaskan bahwa Allah swt. menciptakan manusia dari bahan dasar tanah yang
kemudian dengan kekuasaan dan hokum-hukumnya dibentuk rupa dan beragam fungsi
dari fisik yang ada dalam tubuh manusia.
2.
Tahapan Biologis
Tahapan ini adalah Sunnatullah atau hukum
Allah swt. melalui proses biologis yang terdapat dalam fisik atau tubuh manusia
beserta segala perangkatnya. Proses biologi ini membedakan hakikat manusia
menurut islam dengan makhluk lainnya yang tidak memilki ruh dan akal untuk
mengambil keputusan saat dewasanya. Proses tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Allah
swt. menciptakan manusia dari setetes air mani yang menyatu dengan ovum, hal
ini di jelaskan dalam beberapa ayat berikut :
1)
Q.S
as-Sajdah : 8
“Kemudian
Dia Menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).”
2)
Q.S
al-Mursalat : 20
“Bukankah
Kami Menciptakan kamu dari air yang hina (mani)”.
3)
Q.S
at-Thariq : 6 - 7
“Dia
diciptakan dari air (mani) yang terpancar (6) yang keluar dari antara tulang
punggung (sulbi) dan tulang dada (7)”.
Bersatunya
air mani (sperma) dengan sel telur (ovum) di dalam rahim ini di sebut dengan
Nutfah
b.
Kemudian
setelah lewat 40 hari, air mani tersebut, Allah swt. menjadikan segumpal darah
yang disebut ‘Alaqah. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut :
1)
Q.S al-Alaq : 2
“Dia
telah Menciptakan manusia dari segumpal darah”.
c.
Kemudian
setelah lewat 40 hari atau 80 hari dari fase nutfah – fase ‘alaqah beralih ke
fase mudhghah, yaitu segumpal daging. Hal ini dijelaskan dalam beberapa ayat
berikut :
1)
Q.S
al-Hajj : 5
“…
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna…”
2)
Q.S
al-Mu’minun : 14
“Kemudian,
air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
Menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain, Maha Suci Allah, Pencipta yang
paling baik”.
d.
Kemudian
setelah lewat 40 hari atau 120 hari dari fase nutfah hingga segumpal daging
tersebut, Allah s.w.t menciptakan daging yang bertulang, dan dia memerintahkan
malaikat untuk meniupkan roh padanya. Roh adalah sesuatu yang membuat manusia
hidup dan ini sepenuhnya urusan Allah swt. sebagaimana yang dinyatakan dalam
firman-Nya
“Dan
mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah ‘Roh itu termasuk
urusan Tuhan-ku sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit’” Q.S al - Isra
: 85.
Tujuan diciptakannya Adam a.s sebagai
Khalifah di Muka Bumi dan Manusia sebagai Pengabdi Hidup
1. Tujuan diciptakannya nabi Adam a.s,
sudah dijelaskan dalam Q.S al Baqarah Ayat 30 adalah untuk menggantikan mereka
yang berbuat kerusakan di muka bumi.
2. Tujuan manusia sebagai pengabdi hidup,
diantaranya sebagai berikut :
a.
Mengabdi
kepada Allah swt. sebagai Illah (Q.S adz – Dzariyat : 58).
b.
Menjadi
khalifah fil ard dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi,
1)
manusia
menjadi pemimpin, pengelola di muka bumi (Q.S al - Baqarah : 30),
2)
manusia
tidak berbuat kerusakan dan melakukan keadilan (Q.S al - Qashash : 77),
3)
menegakkan
keadilan antar sesama manusia (Q.S Hud : 85).
c.
Mengejar
tujuan akhirat,
1)
Allah
menyuruh untuk berlomba – lomba mengejar pahala akhirat (Q.S al - Baqarah :
148),
2)
segala
kebaikan akan dibalas pahala untuk kehidupan akhirat yang baik (Q.S an - Nahl :
97)